Jakarta, tvOnenews.com - Pemprov Jabar gelontorkan Rp121 miliar untuk operasionalkan Metro Jabar Trans (MJT) sepanjang 2025, dengan tahun 2026 mendatang.
Anggaran tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun Pemprov Jabar meminta ada berbagi beban (sharing) dengan pemerintah kabupaten/kota Cekungan Bandung.
Plh Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jabar Ade Afriandi mengatakan dana tersebut untuk operasional 85 unit bus, yang meliputi subsidi tarif, BBM, listrik (Bus Listrik) sopir, sarana prasarana dan pemeliharaan armada.
"Untuk operasional setahun itu Rp121 miliar, tahun yang akan datang harus ada pembagian oleh kabupaten/kota yang Bandung Raya," kata Ade di Bandung, Kamis (2/1/2025).
Skema sharing ini, kata dia, masih dalam perhitungan dan akan diputuskan oleh masing-masing kepala daerah terpilih di wilayah cekungan Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Jatinangor (Sumedang).
"Nanti di akhir 2025 tentu harus dipersiapkan anggaran yang sharing nanti untuk 2026," ucapnya.
Ade mengatakan Bus Rapid Transit (BRT) yang dulunya bernama Trans Metro Pasundan dengan tarif Rp4.900 untuk umum dan Rp2.000 untuk pelajar dan lansia ini, diproyeksikan dapat mengangkut sekitar 17.848 penumpang yang diprediksi terus mengalami peningkatan seiring dengan penyempurnaan BRT hingga 2027.
"Itu dibangun 2025 secara bertahap. Jadi dari mulai jalan, halte, rambu-rambu, depo, kemudian sistemnya. Jadi, turun di mana, naik di mana, kita sudah tahu jam berapa dan sebagainya," katanya.
Ade melanjutkan, tahun 2025 ini selain pembangunan infrastruktur, Pemprov Jabar akan memaksimalkan sosialisasi terhadap masyarakat agar banyak menggunakan MTJ. Kemudian mempersiapkan segala sesuatu untuk tahap integrasi ke depannya.
"Tahun 2025, tugas kami juga lebih banyak mensosialisasikan. Karena baru kemungkinan pada 2027, yang betul-betul seluruh pelayanan bisa terintegrasi," ucapnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta seluruh pemangku kepentingan yang berkecimpung dalam program MJT dapat menghadirkan halte yang inklusif bagi penyandang disabilitas di Jawa Barat.
"Saya minta haltenya betul-betul dipertimbangkan untuk saudara kita yang difabel dan jangan sekali dibangun sudah lupa. Banyak sekali cerita-cerita kita hanya bisa bikin halte, tapi ketika sudah jadi gak dipakai. Jadi harus terus berjalan," katanya.
Sejauh ini, BRT Bandung Raya (MJT) memiliki enam rute yakni Leuwipanjang-Soreang, Kota Baru Parahyangan-Alun alun Bandung, BEC-Baleendah, Leuwipanjang-Dago, Dago-Jatinangor dan Leuwipanjang-Majalaya.(ant)
Load more