Bandung, tvonenews.com - Komisi II DPR menyambangi Gedung Pakuan Bandung mengingatkan soal netralitas aparatur pemerintah dalam Pilkada Setentak 2024.
Hal ini disampaikan oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi usai mengikuti audiensi Penjabat Gubernur Jabar dan 27 Penjabat Bupati dan Walikota se-Jabar.
Bey menyebut Komisi II DPR yang dipimpin oleh Dede Yusuf, berpesan pemerintah daerah harus memastikan kesiapannya untuk menggelar Pilkada Serentak pada 27 November 2024, baik untuk pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/ Wakil Bupati maupun pemilihan Wali Kota/ Wakil Wali Kota.
"Yang penting mereka minta kepastian dari ASN untuk netral, dan juga TNI Polri juga netral. Jadi kita sepakat bahwa itu memang harus dilaksanakan, karena (amanat) undangan-undang," kata Bey, dikutip Kamis (14/11/2024).
Bey juga mengatakan Pemprov Jabar berkomitmen untuk mewujudkan pilkada serentak di seluruh Jabar berjalan lancar, aman, damai, jujur, dan adil.
"Ada beberapa kesan yang kita harus tindak lanjuti, yaitu kesiapan, kewaspadaan baik pemerintah provinsi, kota, kabupaten. Mereka menginginkan pilkada serentak di Jawa Barat berjalan dengan cara aman, damai dan juga jurdil," ujar Bey.
Soal adanya kemungkinan penyebaran berita hoaks ataupun kampanye hitam (black campaign) yang menyerang pihak-pihak tertentu dalam Pilkada Jabar, Bey mengatakan hal itu juga menjadi perhatian dalam audiensi tersebut.
"Untuk pengawasan itu kita ada Bawaslu, kepolisian, dan Diskominfo juga dilibatkan dalam melakukan pengawasan," ucapnya.
Pilkada Provinsi Jabar 2024 ini, diikuti oleh empat pasangan calon yang berdasarkan nomor urut terdiri dari Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Pasangan Acep-Gita (KDI) maju dalam kontestasi dengan diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Jeje-Ronal dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sementara Syaikhu-Ilham diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Nasional Demokrat (NasDem).
Adapun Dedi-Erwan, mendapatkan dukungan partai terbanyak, yakni Golongan Karya (Golkar), Demokrat, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), serta hampir semua partai nonparlemen seperti Partai Buruh, PBB, Gelora, Perindo.(ant/ito)
Load more