Bandung, tvonenews.com - Pemerintah mendirikan posko Natal 2024 dan Tahun 2025 di berbagai daerah di Indonesia guna menghadapi libur Panjang Natal dan Tahun Baru.
"Kami menyiapkan Posko Natal dan Tahun Baru yang dimulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025," kata Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Lukman F. Laisa dalam keterangan di Jakarta, dikutip Selasa (26/11/2024).
Pemerintah memprediksi jumlah penumpang penerbangan pada Natal dan Tahun Baru 2024/2025 ini telah mendekati Natal dan Tahun Baru di tahun 2019.
"Recovery rate penumpang untuk penerbangan domestik sebesar 79 persen dan untuk penerbangan internasional sebesar 94 persen," ujar Lukman.
Adapun perkiraan jumlah penumpang selama pelaksanaan posko Natal dan Tahun Baru mencapai 3.912.224 penumpang (3.048.148 domestik dan 864.076 internasional).
Angka tersebut lebih tinggi 4 persen jika dibandingkan periode sebelumnya.
“Untuk itu, kami memastikan kapasitas angkutan udara Nataru 2024 telah terpenuhi melalui kapasitas reguler dengan total 417 unit pesawat udara,” jelas Lukman.
Prediksi puncak arus mudik atau liburan diperkirakan mulai 21 Desember 2024 (periode Natal) dengan proyeksi penumpang sebanyak 297.129 (240.413 domestik dan 56.716 internasional), dan pada 28 Desember 2024 (periode Tahun Baru) mencapai 260.196 penumpang (domestik 202.873 dan 57.323 internasional).
Sedangkan puncak arus balik diperkirakan pada 3 Januari 2025 (periode Natal dan Tahun Baru) mencapai 259.816 penumpang (202.820 domestik dan 56.996 internasional).
Selain menyediakan posko angkutan udara, Ditjen Hubud juga memastikan agar seluruh pihak menjaga dan meningkatkan pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan serta protokol kesehatan.
Hal itu seperti menyiapkan contingency plan untuk antisipasi ketika terjadi kecelakaan dan bencana alam (force majeure), sesuai dengan airport emergency plan (AEP) dan Buku Pedoman Bandar Udara Siaga Bencana.
“Saya juga mengimbau kepada seluruh operator bandara, dan angkutan udara penyedia jasa penerbangan untuk meningkatkan kapasitas angkutan udara, menjaga pertumbuhan demand dengan penyesuaian slot time, dan perpanjangan jam operasi bandara serta pengaturan slot irregular,” ucap Lukman. (ant/ito)
Load more