Bandung, tvOnenews.com - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan segera melaksanakan berbagai strategi guna memperkuat ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga mulai 2025.
"Total ada beberapa hal penting yang dibahas. Pertama soal irigasi, kami meminta seluruh kabupaten melaporkan wilayah pertanian yang belum memiliki irigasi. Jika anggaran daerah tidak mencukupi, pemerintah pusat siap membangun," kata Zulkifli Hasan, usai rapat koordinasi di Gedung Pakuan, Bandung.
Ia berharap pembangunan saluran irigasi ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian, terutama pada musim tanam di periode kemarau yang membutuhkan pasokan air yang cukup.
Zulkifli juga menyoroti isu distribusi pupuk. Sistem distribusi kini telah disederhanakan, memungkinkan petani menerima pupuk hanya dengan surat dari kelompok tani (gapoktan) di kios atau pengecer terdekat, tanpa melalui proses yang panjang.
"Kini, cukup dengan surat dari petani (gapoktan), pupuk bisa langsung diterima dari kios atau pengecer, tanpa rantai panjang seperti sebelumnya. Jadi kita minta di monitor, jangan sampai ada di daerah mana pun tanam, tapi pupuknya tidak ada," tegasnya.
Pemerintah juga akan memaksimalkan penyerapan gabah dari petani demi menjaga kecukupan stok dalam negeri. Harga gabah diproyeksikan berada di kisaran Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram, dengan keputusan akhir akan segera disampaikan kepada Presiden.
“Harga gabah nantinya akan berada di kisaran Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram. Keputusan final akan segera dilaporkan ke Presiden," ujarnya pula.
Untuk mencegah kerugian petani akibat panen raya, Zulkifli meminta pemerintah daerah memastikan hasil panen terserap dengan baik. Ia memperkirakan puncak panen raya yang biasanya berlangsung pada Maret-April akan terjadi lebih awal akibat perubahan iklim, dengan produksi gabah diproyeksikan mencapai 30 juta ton, termasuk 5,6 juta ton pada puncak panen raya Maret.
“Doakan agar target ini tercapai. Dengan semangat kerja bersama, insya Allah kita mampu," katanya lagi.
Selain sektor pertanian, pemerintah juga berfokus pada sektor perikanan dan garam. Direncanakan pembangunan 20.000 hektar tambak ikan budidaya di wilayah seperti Cirebon dan Indramayu.
Dengan langkah ini, diharapkan Indonesia tak lagi mengimpor bahan pokok, termasuk garam, beras, jagung, dan gula, mulai 2025.
“Di dalamnya termasuk garam, beras, jagung, dan gula,” tambahnya.
Revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum juga menjadi prioritas guna menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dalam rapat tersebut, pemerintah turut membahas ketersediaan stok pangan serta stabilisasi harga menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Kami sedang mengatur agar stok mencukupi dan harga tetap stabil," ujar Zulkifli.
Hasil rapat koordinasi ini akan dievaluasi dalam tiga bulan ke depan melalui pemantauan langsung menggunakan dashboard dan hotline crisis center. Zulkifli optimistis, dengan kerja sama yang baik, target-target ini akan tercapai. (ant/nsp)
Load more