Jakarta, tvOnenews.com - Rumah Proklamasi sebagai bukti kemerdekaan Republik Indonesia perlu dibangun dan direvitalisasi kembali. Pembangunan dan direvitalisasi Rumah Proklamasi diperlukan untuk menjadi bukti semangat kerakyatan Indonesia bukan sekedar mengenang masa lalu.
Terlebih, Indonesia merdeka penuh kekhidmatan lantaran terjadi pada saat bulan puasa atau ramadhan. Indonesia merdeka juga penuh dengan kesederhanaan di depan teras rumah Soekarno (Rumah Proklamasi) sederhana tanpa konsumsi melahirkan Indomesia bangsa yang besar.
Demikian disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) Bondan Kanumoyoso dalam Forum Grup Diskusi yang digelar FIB UI bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Kajian Heritage Indonesia (YLKHI) dengan tema ‘Rumah Proklamasi Antara Ada dan Tiada’, di FIB Universitas Indonesia, Kamis,(5/6/2025).
“Ini akan mengembalikan semangat yang berdasar pada modal awal negara ini, saat pertama kali terbentuk. Republik Inodnesia ini bukan terlahir dari kemewahan kekuasaan, melainkan tekad sekelompok anak bangsa yang didukung rakyat, yang berani mengambil risiko besar demi kemerdekaan," kata Bondan.
Lebih lanjut, Bondan menuturkan, pembangunan dan revitalisasi Rumah Proklamasi akan menjadi simbol kebanggaan nasional. Bondan meyakini, pembangunan dan revitalisasi Rumah Proklamasi akan melestarikan sejarah otentik dan menjadi pusat edukasi.
“Ini adalah tempat simbolik, tempat dimaana lahirnya Republik Indonesia. Dimana cita-cita kolektif kita dinyatakan pada dunia. Pernyataan pertama Indonesia pada dunia bahwa kita sudah merdeka. Ini penting sekali,” ungkap Bondan.
Bondan menambahkan, Rumah Proklamasi atau yang pernah ditempati Soekarno memiliki banyak bukti kemerdekaan RI. Bondan menegaskan, Rumah Proklamasi merupakan lokasi auutentik pembacaan Proklamasi pada saat momen kemerdekaan RI.
"Kawasan ini memiliki legitimasi historis yang tak tergantikan, menjadikannya tempat yang paling tepat untuk merefleksikan makna kemerdekaan secara mendalam dan menyeluruh,” pungkas dia.
Diketahui turut hadir forum grup diskusi ini Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Norviadi Setio Husodo dan Kepala PPKB FIB UI Lily Tjahjandari.
Load more