Bandung, tvOnenews.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil langkah antisipatif terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa, menyusul bencana banjir besar yang melanda Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pekan lalu.
Bencana di Bali dan NTT pekan lalu menyebabkan 23 korban jiwa, delapan orang hilang, tiga luka-luka, dan ribuan orang terdampak.
Peristiwa ini dipicu oleh cuaca ekstrem akibat kombinasi gelombang atmosfer Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) yang melintas di wilayah barat Indonesia.
Meskipun penanganan darurat di Bali dan NTT telah memasuki masa pemulihan, fenomena atmosfer tersebut kini diprediksi bergeser ke wilayah Jawa Timur hingga Jawa Barat.
Operasi Modifikasi Cuaca sebagai Langkah Mitigasi
Sebagai upaya mitigasi, Kepala BNPB Suharyanto memberikan arahan untuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC).
Hal ini ia sampaikan saat meninjau lokasi terdampak banjir di Kota Denpasar, Bali, pada Rabu (10/9/2025).
"Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG, curah hujan tinggi akibat gelombang Rossby dan Kelvin sudah bergeser ke arah barat, yaitu sekitar wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Saat ini sedang berkoordinasi dengan para kepala daerah di wilayah tersebut untuk langkah kesiapsiagaan dan antisipasi," kata Suharyanto, Senin (15/9/2025), melalui keterangan pers BNPB.
OMC bertujuan untuk meredistribusi curah hujan dengan menyemai bahan berupa Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO).
Harapannya, hujan lebat tidak turun di wilayah padat penduduk, tetapi di area perairan, sehingga potensi banjir dapat diminimalisir.
Prakiraan Cuaca dan Kesiapsiagaan
Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi memasuki musim hujan lebih cepat dari biasanya, dengan ciri khas hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
BMKG memprakirakan hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta pada periode 12-14 September 2025, dan di Jawa Tengah serta Jawa Timur pada 15-18 September 2025.
OMC di Jawa Timur dan Jawa Barat
Sebagai respons, BNPB telah memulai OMC di Jawa Timur sejak Sabtu (13/9) menggunakan satu unit pesawat Cessna Caravan PK-DPI.
Operasi yang berpusat di Pangkalan Udara TNI AL Juanda ini telah menebarkan 800 kg NaCl dan 1.600 kg CaO di langit Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Tuban, serta perairan selatan dan timur Kabupaten Banyuwangi.
Sementara itu, OMC untuk wilayah Jawa Barat dimulai pada Minggu (14/9) dari Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Sebanyak 800 kg NaCl dan 800 kg CaO telah disemai di atas langit Kabupaten Pandeglang dan Bogor.
Berdasarkan data radar BMKG, intervensi ini terindikasi mampu mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek hingga 31 persen.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan membersihkan drainase dan melakukan normalisasi sungai guna mencegah banjir jangka panjang.
Kerja sama semua pihak menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini. (abs)
Load more