Bandung, tvOnenews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah merosot terhadap dolar pada akhir perdagangan, Senin (9/12/2024).
Pengamat mata uang menilai pelemahan rupiah hari ini akibat kekhawatiran meningkatnya tensi politik antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
“Apresiasi rupiah terhadap dolar AS terpangkas akibat meningkatnya kekhawatiran tensi antara AS dan Tiongkok pasca pemilihan David Perdue sebagai Dubes AS untuk Tiongkok,” kata Josua Pardede melansir antara.
Josua menuturkan David Perdue merupakan mantan senator AS, yang cenderung keras terhadap Tiongkok.
Di sisi lain, dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang global terutama karena pernyataan hati-hati dari pejabat Fed.
Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, menyatakan bahwa Fed saat ini berada pada titik di mana mereka harus memperlambat pemotongan suku bunga kebijakan.
Nada serupa juga datang dari Gubernur Fed, Michelle Bowman, yang mengatakan bahwa cenderung sepakat Fed bergerak hati-hati.
Pergerakan hati-hati itu karena inflasi AS masih relatif tinggi pernyataan mereka mengisyaratkan kemungkinan The Fed yang kurang agresif dalam memangkas suku bunga ke depannya, sehingga mendukung penguatan dolar AS.
Sementara itu, pasar tenaga kerja AS menunjukkan sinyal beragam karena pembacaan yang berlawanan dari tingkat pengangguran dan data Non-Farm Payroll (NFP). (ant/vsf)
Load more