Cari

Senin, 23 Desember 2024

Tutup

Bandung TvOneNews: Home | Bandung & Nasional

ILUSTRASI - Media sosial
Sumber :
  • Freepik

Psikolog Klinis Anak Sebut 13 Tahun Usia Minimal Anak Bermedia Sosial

Psikolog Klinis Anak dan Remaja Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyebut anak-anak perlu memiliki batas usia minimal dalam bermedia sosial.

Senin, 23 Desember 2024 - 09:35 WIB

Bandung, tvOnenews.com - Psikolog Klinis Anak dan Remaja Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyebut anak-anak perlu memiliki batas usia minimal dalam bermedia sosial.

Dia menyarankan anak bermedia sosial minimal mulai usai 13 tahun.

"Kalau menurut saya 13 tahun anak baru boleh diperkenalkan sesuai dengan batasan. Untuk masuk media sosial itu harus punya e-mail kan? Saran saya batasnya 13 tahun," kata Vera dikutip pada Senin (23/12/2024).

Vera menyebut saat ini media sosial merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak dan remaja di era digital.

Akan tetapi, kata dia, banyaknya konten yang tersedia di dunia maya menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap perkembangan psikologis anak.

Menurut dia, menetapkan batas usia minimal 13 tahun bagi anak untuk mulai mengenal dan menggunakan media sosial sangat penting. 

Hal ini sejalan dengan ketentuan yang diterapkan oleh banyak platform media sosial yang mengharuskan penggunanya memiliki alamat e-mail dan berusia minimal 13 tahun untuk membuat akun.

Vera pun turut menyoroti penerapan anak mulai bermedia sosial di negara lain. Salah satunya di Australia.

Negara itu, kata dia, menerapkan kebijakan lebih ketat dengan menetapkan batas usia 16 tahun untuk akses media sosial.

"Saya pribadi setuju dengan batas usia 16 tahun karena pada usia tersebut anak-anak lebih matang dalam menghadapi berbagai dampak negatif dari dunia maya," ujar dia.

Sejumlah dampak negatif yang dapat dialami oleh anak-anak yang terlalu dini terpapar media sosial turut dijelaskannya. 

Dampak negatif itu antara lain perilaku kasar, keterpaparan pada konten berbau seksualitas bahkan depresi dan kecemasan. 

"Ada juga kasus di mana anak menemukan tutorial tentang bunuh diri di media sosial yang tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan mental mereka," terang dia. 

Vera menyebut anak-anak yang belum cukup matang untuk membedakan mana yang baik dan buruk di dunia maya cenderung lebih rentan terhadap tekanan sosial, komentar negatif dan konten yang tidak sesuai dengan usia mereka. 

Oleh karenanya, Vera menekankan pentingnya pendampingan dari orang tua atau pengasuh untuk memastikan bahwa anak hanya mengakses konten yang sesuai dengan usia mereka. 

Dengan batas usia minimal yang tepat disertai dengan pendampingan yang baik diharapkan bisa membantu anak-anak menjalani kehidupan digital dengan lebih sehat dan aman tanpa terpapar risiko psikologis yang dapat merugikan. (ant/nsi) 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
img_title

Ingin Kulit Sehat dan Tetap Cantik, Newlab Ungkap Jangan Hanya Pakai Skincare tapi Konsumsi Ini...

Banyak wanita Indonesia berupaya menjaga kesehatan kulit dengan rajin memakai skincare, namun ternyata hal itu tidaklah cukup.
img_title

5 Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin C, Salah Satunya Gampang Terserang Flu

Inilah 5 tanda tubuh kekurangan vitamin C. Vitamin C merupakan vitamin yang ditemukan dalam buah-buahan terutama jeruk dan sayur-sayuran.
img_title

Lebih Afdhol Shalat Qobliyah Subuh di Rumah atau Masjid? Buya Yahya Tegaskan Hukum dalam Islam Sebaiknya di Lakukan...

Hal ini juga disampaikan Buya Yahya yang mengatakan jadi satu amalan terbaik. Amalan terbaik, qobliyah lebih utama dibandingkan dunia dan seisinya. Ternyata ...
img_title

Usai Dipecat PDIP, NasDem Buka Peluang Bagi Jokowi Jadi Kader Partai

Partai NasDem mengaku selalu membuka peluang lebar bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadi kader partai. Termasuk teruntuk Presiden ke-7 Joko Widodo.
img_title

Tiket Kereta Cepat Whoosh Tujuan Stasiun Karawang Telah Resmi Dijual Hari Ini

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ungkap penjualan tiket Whoosh dari dan menuju Stasiun Karawang, telah dibuka mulai keberangkatan Selasa 24 Desember 2024.
img_title

Sampai Sabtu, Tingkat Okupansi Kereta Jarak Jauh Daop 2 Bandung Capai 41,3 Persen Selama Periode Nataru 2024/2025

Tingkat okupansi kereta jarak jauh Daop 2 Bandung, Jawa Barat mencapai 41,3 persen pada Sabtu (21/12/2024) di periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Viral