Bandung, tvOnenews.com - Kuasa hukum bocah perempuan berinisial D (12) siswa SD asal Cibatu, Kabupaten Garut membeberkan perkembangan kondisi korban yang sebelumnya menjadi korban perundungan dan pelecehan seksual hingga mengalami infeksi pada bagian organ intimnya.
Kuasa hukum menyampaikan pelajar berinsial D tersebut menjadi korban perundungan dan kekerasan seksual teman sebayanya, sudah dimintai keterangan tambahan.
Hal itu dilakukan untuk melengkapi penyelidikan dari pihak kepolisian.
“Klien, anak korban dimintai keterangan tambahan Sabtu sore,” kata Muhammad Nurdin saat dihubungi pada Minggu (12/1/2025).
Nurdin mengatakan data tersebut berdasarkan informasi yang diterima oleh pihaknya dari penyidik. Hal ini terkonfirmasi UPTD P2TP2A Garut.
“Berdasar info langsung via telepon dari Penyidik (ibu Julia), hal ini terkonfirmasi juga dari Pendamping di Rumah Aman UPTD P2TP2A Garut,” kata dia.
Sedangkan untuk, para Anak Berrhadapan Dengan Hukum (ABH), sudah dilakukan pemeriksaan pada Sabtu pagi kemarin.
“ABH baru diperiksa pagi (Sabtu), tadi saya, dapat info langsung dari penyidik kasus ini (Ibu Julia),”katanya.
Sebelumnya, seorang bocah perempuan berinisial D (12), pelajar sekolah dasar asal Kabupaten Garut, diduga menjadi korban perundungan dan kekerasan yang dilakukan teman sebayanya sejak masih di taman kanak-kanak (TK).
Kasus tersebut semakin memprihatinkan karena korban mengalami luka serius di bagian kelaminnya, yang kini mengakibatkan pembengkakan dan infeksi.
Sebelumnya juga orangtua D yakni Linda Atikah kini hanya mengandalkan bantuan dari keluarganya untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebab, sejak anaknya mengalami perundungan dan pelecehan seksual tersebut orang tua korban yang sebelumnya memiliki usaha warung kelontong harus rela tutup. Lantaran mendapatkan stigma negatif dari tetangganya tempat ia tinggal.
Saat ini ibu korban Linda Atikah yang merupakan single parents tersebut memboyong korban D bersama adiknya tinggal di sebuah kontrakan di gang sempit yang berada di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.
Linda mengungkapkan selain menghindari stigma negatif dari tetangganya. Ia berpindah karena ingin menghilangkan rasa trauma anaknya yang sering mengalami rasa takut ketika bertempat tinggal di rumah lama yaitu di Cibatu Garut.
Namun saat pencaharian satu-satunya usaha warung miliknya itu hilang karena usaha warung ditutup dan saat ini hanya mengandalkan bantuan saja.(iah/muu)
Load more