tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat secara halus memberikan nasihat, sekaligus mengingatkan para orang tua yang membawa anak ke masjid.
Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), anak diajak orang tua ke masjid, minimal harus membutuhkan persiapan yang matang.
UAH mencontohkan orang tua setidaknya menjelaskan kepada anak terkait tujuan pergi ke masjid, semisalnya untuk melaksanakan shalat.
"Orang-orang dulu ngajak anak ke masjid itu sebelum berlangsung shalat sudah diperkenalkan dengan masjid," ungkap UAH dalam suatu ceramah dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube MANG IONE, Jumat (31/1/2025).
Orang tua berkeinginan anak, segera mengetahui seputar pelaksanaan shalat sangat mulia. Mereka memilih cara mengajaknya ke masjid.
Senada hadis riwayat disahihkan Al Albani, orang tua harus niat mengajari anak untuk shalat saat dibawa ke masjid, Rasulullah SAW bersabda:
"Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika usianya 7 tahun. Dan pukullah mereka ketika usianya 10 tahun. Dan pisahkanlah tempat tidurnya." (HR. Abu Dawud)
Pengenalan memahami betapa pentingnya shalat sejak dini, telah melakukan kebiasaan baik. Terutama bagi orang tua sengaja mengajak buah hatinya ke masjid.
Selain untuk melatih shalat juga menumbuhkan kecintaan bahwa, masjid sebagai tempat ibadah paling suci dan harus difungsikan setiap waktu.
Kemudian, orang tua membawa anak juga memberikan pesan tersirat, belajar adab di masjid pembekalan untuk mereka ketika dewasa nanti.
Anak-anak semakin bertumbuh dewasa juga tidak akan kaget lagi, bahwasanya telah diajarkan untuk membiasakan diri shalat berjamaah dan mengisi amalan ibadah lainnya di masjid.
Namun, pemahaman ilmu agama dengan mengajak anak ke masjid juga tidak boleh sembarangan. UAH menyebutkan ada beberapa hal, salah satunya ketepatan waktu membawa buah hati ke tempat ibadah.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu lebih menyoroti kekhusyukkan dalam aktivitas shalat. Kehadiran anak-anak bisa mengganggu orang yang beribadah di masjid.
Tidak asing lagi apabila ada pelaksanaan shalat berjamaah mendengar suara bising, kebanyakan anak-anak bermain rentan mengganggu ibadahnya menjadi tak khusyuk.
"Misal dia (perempuan) baru punya anak yang diberikan ASI atau anak yang harus dirawat yang kalau dibawa ke masjid justru bisa memberikan gangguan kepada orang shalat yang lain dan bisa mengurangi rasa khusyuk," terang dia.
UAH kembali menjelaskan persiapan segala hal sangat penting. Contohnya bisa mengacu pada pelaksanaan shalat Dzuhur, jadwal biasanya baru tiba pada pukul 12.00 atau jam 12 siang.
Orang tua bisa mengajak anak lebih dulu untuk mengenali minimal kondisi masjid, dapat dilakukan pada jam 10-11 siang.
"Kenalkan masjid lihatin ini tempat untuk khutbahnya, ini mimbarnya, ini saf-safnya. Shalatnya seperti ini," ucapnya.
Ia sebenarnya tidak jauh mempermasalahkan masjid sebagai salah satu sarana anak-anak bermain, bahkan sampai ada berlarian ke sana ke sini. Hal ini menjadi upaya orang tua walaupun tetap mengikuti kadar ketentuan yang berlaku.
"Biarkan masuk lari-lari di masjid, lewat sana-sini. Setelah dia mulai agak nyaman, baru sampaikan ini rumah Allah, Allah yang sayang pada Papa, yang memberikan rezeki, memberikan kamu main-mainan, membuat kita hidup nyaman itu Allah," jelasnya.
Jauh sebelum pergi ke masjid, UAH menyarankan para orang tua minimal juga memberikan pemahaman tentang amalan doa dan adab hendak masuk masjid.
Selain itu, anak-anak mendapat ajaran bahwa tujuan pergi ke masjid adalah beribadah, bukan wahana permainan, apalagi terjadi saat pelaksanaan shalat berjamaah.
"Mohon maaf, di rumah disuruh ke masjid bukan untuk shalat malah disuruh main," tandasnya.
(iwh/hap)
Load more