tvOnenews.com - Almarhum Syekh Ali Jaber menyampaikan amalan pengganti Tahajud sebagai kebiasaan yang dilakukannya setiap selesai shalat Isya.
Perihal amalan setelah Isya, Syekh Ali Jaber mengatakan ada beberapa yang dikerjakan menggantikan pelaksanaan shalat Tahajud.
"Saya punya kebiasaan loh setelah Isya," ungkap Syekh Ali Jaber dalam suatu ceramah dinukil dari kanal YouTube Yayasan Syekh Ali Jaber, Jumat (3/1/2025).
Shalat Tahajud merupakan ibadah sunnah yang sangat dahsyat dan paling populer kerap dikejar umat Muslim untuk meraih keutamaan besar.
Shalat Tahajud bisa menyebabkan seluruh permintaan hajat cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
Dalam hadis riwayat dari Imam Bukhari dan Muslim menerangkan orang yang berdoa pada waktu Tahajud mendapat keinginan hajatnya, Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap malam, Tuhanmu turun (ke langit) saat sepertiga malam yang tersisa di akhir. Allah SWT berfirman, "Barang siapa yang menyeru-Ku, Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta hajat kepada-Ku, Aku berikan permintaannya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia." (HR. Bukhari & Muslim)
Shalat Tahajud bersifat ujian bahkan tantangan untuk umat Muslim tengah beristirahat memulihkan tenaga agar bangun di sepertiga malam.
Kebanyakan umat Muslim tidak kuat bangun tidur pada pertengahan malam. Apalagi setelah mengisi aktivitas pekerjaannya selama seharian penuh.
Sebagai pendakwah, Syekh Ali Jaber berharap amalan yang menjadi kebiasaannya bisa diterapkan umat Muslim sebagai solusi ganti Tahajud apabila matahari masih lelah.
Mantan Imam Besar Masjidil Haram ini mengakui sering tidak kuat bangun tidur untuk Tahajud akibat mata kelelahan sibuk berdakwah seharian.
Namun, Syekh Ali tetap berupaya tidak ingin membuang kesempatan meraih banyak pahala di semasa hidupnya dengan cara mengisi sejumlah amalan penting ini.
"Ada sunnah ba'diyah. Setelah itu tiga rakaat sunnah witir, dua rakaat muakkad, lima witir, salam, baru satu rakaat witir, selesai," ucap dia.
Meski demikian, ia mengisi beberapa amalan tersebut saat benar-benar tidak bisa menyempatkan Tahajud.
Sebaliknya, ia bersikeras Tahajud apabila baru bangun tidur menjelang waktu Subuh.
"Kalau saya bangun Tahajud, saya juga langsung sempatkan tahajud, sebelum azan Subuh saya masih bisa melaksanakan Tahajud," terangnya.
Mantan juri Hafizh Indonesia itu mengingatkan bagi orang yang ingin mengikuti kebiasaannya, yakni shalat Witir setelah Isya.
Menurutnya, Witir tidak bisa dilakukan lagi saat setelah Tahajud jika sudah menunaikannya sehabis shalat Isya.
"Tapi tidak boleh Witir lagi karena sudah Witir duluan," tegasnya.
Witir merupakan sunnah penutup ibadah dalam satu hari setelah mengerjakan shalat lima waktu secara penuh.
Alasan witir sebagai kebiasaan Syekh Ali Jaber dari Hadits Abu Ayyub al-Anshari yang disahihkan Syaikh al-Albani, Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Shalat Witir wajib bagi setiap Muslim. Barang siapa yang ingin berwitir dengan lima rakaat, maka kerjakanlah; yang ingin Witir tiga rakaat, maka kerjakanlah; Dan yang ingin witir satu rakaat, maka kerjakanlah!." (HR. Abu Dawud, an-Nasa'i & Ibnu Majah)
Berdasarkan hadis riwayat tersebut, Syekh Ali Jaber tidak pernah meninggalkan witir meski hanya satu malam.
Ulama besar ini juga mengharapkan amalan kebiasaannya setelah shalat Isya, yakni witir jangan ditinggalkan sebagai ibadah penutup.
"Jangankan tinggalkan satu malam untuk tidak witir," katanya.
Menurutnya, Allah SWT sangat mencintai ibadah sunnah ini meski keutamaannya selalu dianggap sepele.
"Allah SWT Maha Witir, Allah cinta Witir dari sabda Rasulullah SAW, maka senantiasa jaga witirnya," jelasnya.
Ia juga berharap kebiasaan amalan ini juga sebagai solusi bagi yang tidak kuat bangun malam dan selalu tertinggal, serta tak melaksanakan tahajud.
"Walaupun tidak Tahajud, boleh Witir walaupun tidak Tahajud," imbuhnya.
"Boleh shalat witir meskipun tidak bisa shalat malam (tahajud)," tukasnya.
Syekh Ali menganjurkan hal tersebut berdasarkan penjelasan dari Hadits Riwayat Ibnu Majah Nomor 1177, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ خَافَ مِنْكُمْ أَنْ لَا يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ ثُمَّ لِيَرْقُدْ وَمَنْ طَمِعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَإِنَّ قِرَاءَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَحْضُورَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ
Artinya: Rasulullah SAW meriwayatkan, beliau bersabda: "Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: Barang siapa di antara kamu yang khawatir tidak kuat bangun di akhir malam segeralah ibadah witir di awal malam kemudian tidur, dan barang siapa mampu bangun di akhir malam segeralah ibadah witir di akhir malam, sebab shalat di akhir malam itu disaksikan. Itulah yang lebih afdal." (HR. Ibnu Majah)
(far/hap)
Load more