tvOnenews.com - Dr Zaidul Akbar menyarankan untuk menghindari memakan nasi goreng meskipun rasanya lezat.
Nasi goreng, meskipun menjadi hidangan favorit banyak orang dan sering dianggap sebagai pilihan makan yang menyenangkan bersama keluarga.
Namun ternyata nasi goreng disarankan untuk dihindari oleh dr Zaidul Akbar.
Meskipun rasanya lezat, nasi goreng bisa berisiko bagi kesehatan.
Nasi yang digunakan dalam nasi goreng memiliki kandungan gula sederhana yang sangat tinggi, yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan.
Sementara itu, beras yang kaya akan gula kompleks yang bermanfaat untuk tubuh, seperti serat, enzim, dan vitamin, justru terdapat pada kulit ari beras.
Oleh karena itu, konsumsi nasi yang digoreng bisa menjadi sumber penyakit jika tidak diolah dengan bijak.
Lebih lanjut, dr. Zaidul Akbar menjelaskan bahwa gula yang tidak digunakan oleh tubuh akan diubah menjadi glikogen.
Jika glikogen tersebut tidak terpakai, maka ia akan diubah menjadi lemak.
Dengan kata lain, konsumsi nasi putih yang berlebihan berpotensi tinggi untuk menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh.
"Banyak kelebihan gula, tandanya adanya lipatan di pinggang. Itu lemak isinya," kata dr Zaidul Akbar.
Selain kandungan gula dalam nasi, nasi goreng juga dimasak menggunakan minyak, yang dapat menambah kadar lemak dalam hidangan tersebut.
Tak jarang, nasi goreng juga disajikan dengan pelengkap seperti kerupuk, telur goreng, bakwan, hingga es teh.
Semua komponen ini mengandung gula dan lemak yang, jika dikonsumsi secara berlebihan, bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
"Yang kedua, nasi goreng dimasak pakai minyak. Minyak lemak. Terus makannya pakai bakwan, gula nggak? (Gula) Nggak dipakai jadinya lemak," ujarnya.
"Ada temannya namanya krupuk. Krupuknya digoreng, jadi lemak. Ada temennya lagi, teh manis, isinya gula," imbuhnya.
Dr Zaidul Akbar menegaskan bahwa gula adalah salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar kita menghindari konsumsi gula berlebihan.
Meskipun demikian, dr Zaidul tidak melarang konsumsi nasi sepenuhnya, karena tubuh tetap memerlukan karbohidrat atau gula kompleks yang bermanfaat bagi kesehatan.
"Saya bukan melarang nasi putih, bukan. Kita tetap butuh karbohidrat. Tapi karbohidrat atau gulanya kompleks. Jangan gula sederhana," kata dr Zaidul Akbar. (tsy)
Load more