tvOnenews.com - Ustaz Khalid Basalamah sering mendengar orang yang kesiangan, memaksakan diri shalat Tahajud namun baru masuk waktu Subuh.

Ustaz Khalid Basalamah memahami setelah waktu Subuh tiba, tetapi ingin sekali shalat Tahajud karena niat besarnya. Hanya saja akan tergesa-gesa akibat bangun tidur kesiangan.

"Banyak itu kebablasan sampai adzan Subuh baru bangun hanya ingin shalat (Tahajud)," ujar Ustaz Khalid Basalamah dinukil dari kanal YouTube Ilmu Akhirat, Kamis (6/2/2025).

Shalat Tahajud adalah salah satu sunnah yang dirutinkan bahkan Rasulullah SAW tidak pernah absen mengerjakannya.

Sumber :

• Istimewa

Bukti Rasulullah SAW enggan meninggalkan Tahajud walaupun dalam kondisi sakit berdasarkan kisah dari Mughirah bin Syu'ban RA mengungkapkan hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu 'Anha, seperti ini redaksinya:

Cuitan Aisyah RA, "Mengapa engkau membebani dirimu, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?” Beliau menjawab, “Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?." (HR. Muslim)

Tahajud menjadi tantangan terberat, waktu pelaksanaannya terjadi di sepertiga malam yang terhitung dari tengah malam hingga menjelang waktu Subuh.

Tidak sedikit dari mereka meninggalkannya akibat masih tidur terlelap. Ada juga telat bangun, sehingga kesiangan bahkan waktu Tahajud habis.

Sebagai pendakwah, Ustaz Khalid Basalamah memaparkan hukumnya ketika setelah adzan Subuh baru mengerjakan Tahajud. Ia berharap tidak disalahartikan soal tafsirnya.

Ia berspekulasi Tahajud di waktu Subuh tidak menjadi masalah, selagi dengan ketentuan dan syarat yang berlaku, apalagi disebabkan kesiangan.

Waktu terbaik mengerjakan Tahajud di jadwal Subuh, kata Ustaz Khalid, wajib mengetahuinya agar tidak sia-sia.

"Ada pendapat ulama mengatakan kalau jeda antara adzan dan iqamat masih kosong," tuturnya.

Ia menuturkan Masjidil Haram menyiapkan waktu kosong di tengah adzan dan iqamah sebelum imam memulai shalat Subuh berjamaah.

Tak hanya itu, ia mengatakan setiap masjid menyisakan waktu kosong puluhan menit untuk mengisi amalan lain sebelum ibadah Subuh.

"Misalnya seperti Masjidil Haram 20 menit, 25 menit muadzin baru iqamat," jelasnya.

Ia juga menyebutkan Rasulullah SAW mempunyai sunnah di waktu tersebut, beberapa amalan yang diisi seperti istighfar, dzikir, doa dan sebagainya.

Menurutnya, niat Tahajud yang ditanam setelah bangun tidur kesiangan, dapat memanfaatkan waktu itu dan hukumnya masih sah.

"Sementara Antum memang benar-benar terbiasa kerjakan shalat tahajud, boleh mengerjakannya antara adzan, iqamat Subuh," terangnya.

"Itu bukan waktu yang dilarang untuk shalat," sambungnya.

Ia menyampaikan hal tersebut karena melihat dari waktu pelaksanaan shalat qabliyah Subuh yang memiliki hukum sunnah meski pahalanya juga besar.

Ia menyatakan penjelasan ini dari pendapat para ulama perihal tahajud masih bisa ditunaikan di waktu Subuh.

"Berarti di sini pendapat ulama mengatakan masih boleh mengerjakan sunnah-sunnah antara azan dan iqamah Subuh," imbuhnya.

"Ini termasuk yang bisa diambil pelajaran dari situ tadi," tambahnya.

Sementara, Ustaz Khalid Basalamah menegaskan ketika iqamat sudah berkumandang dan masuk pelaksanaan Subuh maka tidak diperbolehkan shalat tahajud.

"Kalau sudah iqamat Subuh waktu dilarang shalat, enggak boleh," tegasnya.

Berdasarkan redaksi dari Surah Al-Isra ayat 78 mengacu sebagai dalil Al Quran soal perintah untuk mengutamakan menegakkan shalat Subuh, Allah SWT berfirman:

اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا

Artinya: "Dirikanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) Subuh! Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al-Isra, 17:78)

(hap)